SURABAYA — Dalam upaya memperkuat literasi kesehatan reproduksi, kesadaran psikososial, dan kemampuan remaja dalam menjaga diri di tengah tantangan perkembangan modern, UPN “Veteran” Jawa Timur menyelenggarakan seminar bertajuk “Menjadi Remaja Cerdas: Menjaga Diri dari Perilaku Seksual Berisiko”. Kegiatan ini dipandu oleh Prasetyo Alif Soeprawiro, S.Psi., M.Psi., dan diikuti oleh siswa-siswi salah satu SMA di Surabaya. Program ini merupakan bagian dari pengabdian kepada masyarakat yang bertujuan mendukung pembentukan karakter remaja yang sehat secara fisik, emosional, dan sosial.
Dalam penyampaiannya, Soeprawiro menjelaskan bahwa masa remaja merupakan fase penting dalam perkembangan manusia. Pada periode ini, remaja mengalami perubahan cepat dalam aspek biologis, emosi, serta cara berpikir. Mereka mulai membentuk identitas diri, memperluas lingkaran sosial, dan mengembangkan minat terhadap hubungan interpersonal. Namun, dinamika tersebut sering kali tidak diikuti kemampuan pengelolaan diri secara optimal. Karena itu, pemahaman berbasis ilmu psikologi diperlukan untuk membantu remaja menavigasi masa transisi ini dengan aman dan bertanggung jawab.
Salah satu aspek ilmiah yang disorot dalam seminar adalah perkembangan otak remaja, terutama fungsi prefrontal cortex yang belum matang sepenuhnya. Bagian otak ini bertanggung jawab terhadap kontrol impuls, kemampuan menimbang risiko, dan pengambilan keputusan jangka panjang. Menurut Soeprawiro, imaturitas area ini membuat remaja lebih rentan terhadap pengaruh lingkungan dan tekanan teman sebaya. Oleh karena itu, edukasi yang sistematis penting untuk membangun kesadaran dan kemampuan remaja dalam mengelola dorongan serta respons emosional mereka.
Kegiatan pengabdian ini didukung oleh tim pelaksana yang terdiri dari dua dosen UPN “Veteran” Jawa Timur, yakni Dr. M. Tahajjudi Ghifary, M.PSDM., dan Dyajeng Puteri Woro S., SE., MM. Kedua rekan dosen tersebut berperan sebagai bagian dari tim pelaksana yang membantu perencanaan teknis, pengorganisasian kegiatan, serta memastikan seminar berjalan efektif. Kolaborasi ini menunjukkan pentingnya kerja tim dalam melaksanakan program pendidikan masyarakat yang berdampak luas.
Selain itu, pelaksanaan kegiatan ini turut dibantu oleh mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UPNVJT, yang berperan dalam dokumentasi, koordinasi lapangan, serta pengelolaan kebutuhan teknis selama acara berlangsung. Keterlibatan mahasiswa tidak hanya membantu kelancaran kegiatan, tetapi juga memberikan pengalaman praktis dalam kerja organisasi dan pengabdian masyarakat.
Dalam materi inti mengenai perkembangan seksual, Soeprawiro menjelaskan bahwa munculnya dorongan seksual pada remaja merupakan bagian alami dari perkembangan. Namun, ketika dorongan tersebut tidak dibarengi pemahaman dan kontrol diri, risiko perilaku seksual seperti hubungan pranikah, pertukaran konten digital intim, hingga konsumsi pornografi dapat meningkat. Oleh karena itu, seminar ini menekankan pentingnya literasi seksual yang sehat, akurat, dan sesuai konteks perkembangan.
Topik mengenai relasi sehat juga menjadi bagian penting dalam seminar ini. Peserta diajak memahami konsep batasan diri (personal boundaries), hak atas tubuh, dan bagaimana membangun hubungan yang mengutamakan rasa hormat. Melalui diskusi dan studi kasus, siswa diperkenalkan kepada green flags sebagai indikator hubungan sehat, serta red flags yang menandakan hubungan tidak sehat atau berpotensi manipulatif. Pemahaman ini diharapkan membantu remaja membuat keputusan yang aman dan tidak terjerumus dalam hubungan berisiko.
Selain risiko fisik seperti penyakit menular seksual dan kehamilan di luar pernikahan, seminar ini juga menyoroti dampak psikologis dari perilaku seksual berisiko. Soeprawiro memaparkan bahwa remaja yang tidak siap secara emosional dapat menghadapi tekanan mental seperti rasa bersalah, kecemasan, penurunan harga diri, hingga trauma psikologis, terutama bila dikaitkan dengan penyebaran konten digital tanpa izin. Penjelasan mengenai konsekuensi ini disampaikan untuk meningkatkan kewaspadaan sekaligus membangun pemahaman jangka panjang mengenai pentingnya kesehatan mental.
Untuk memperkuat ketahanan diri remaja, pendekatan life skills disampaikan sebagai strategi pencegahan. Keterampilan seperti komunikasi asertif, kemampuan menolak tekanan negatif, regulasi emosi, dan pengambilan keputusan secara rasional dipaparkan sebagai bekal penting yang terbukti efektif dalam mengurangi perilaku berisiko di kalangan remaja. Soeprawiro menekankan bahwa remaja yang memiliki life skills kuat akan lebih mampu mempertahankan batasan pribadi dan menghindari situasi yang berbahaya.
Kegiatan ini juga menyoroti pentingnya peran sekolah, keluarga, dan lingkungan sosial dalam mendukung perkembangan remaja. Sekolah diharapkan menyediakan ruang edukasi yang aman dan bebas stigma, sementara keluarga berperan membangun komunikasi yang terbuka dan empatik. Lingkungan pertemanan yang positif dapat menjadi faktor protektif penting bagi remaja dalam melakukan kontrol diri dan evaluasi risiko. Kombinasi dukungan dari berbagai pihak ini diyakini menciptakan kondisi ideal bagi remaja untuk tumbuh sehat secara menyeluruh.
Melalui kegiatan pengabdian ini, UPN “Veteran” Jawa Timur menegaskan kembali komitmennya untuk berkontribusi dalam meningkatkan kualitas generasi muda, khususnya dalam hal kesehatan reproduksi, pendidikan psikososial, dan pembentukan karakter remaja. Soeprawiro berharap bahwa seminar ini dapat membekali remaja dengan pemahaman yang kuat, kemampuan menghadapi tekanan sosial, serta kemampuan menjaga martabat diri. Ke depan, UPNVJT akan terus mengembangkan program-program edukatif yang relevan dan berbasis penelitian untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
